Sensasi baru membaca buku…

Buku mulai dikenal di Mesir  tahun 2400an dalam bentuk tulisan pada gulungan-gulungan kertas yang disebut dengan papirus.  Berabad-abad kemudian buku dalam bentuk kertas dari bahan dasar bamboo ditemukan  Cina.

            Teknologi pembuatan kertas berkembang dari Cina ke Eropa pada abad 11 Masehi dan semakin berkembang hingga diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg. Hadirnya teknologi catak dan produksi kertas telah menimbulkan revolusi sosial di Eropa.  Teknologi cetak yang berkembang saat itu menjadikan buku semakin mudah diakses oleh berbagai kalangan.  gagasan-gagasan kritis terhadap dominasi gereja dan kerajaan mulai disebarkan melalui buku. Dominasi gereja dan kerajaan sebagai pemegang otoritas agama dan kekuasaan mulai dipertanyakan dan mimicu terjadinya revolusi sosial. 





         Buku kemudian menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban dan pengetahuan manusia. Kemampuan membaca dan menulis sudah menjadi keharusan bagia setiap orang saat ini. Sungguh tidak terbayangkan sebelumnya bagaimana membaca buku tanpa memegang selembar kertaspun untuk dibaca. Perkembangan teknologi digital memang telah memberikan cara baru dalam menikati bacaan.  Ya…Buku digital atau disebut dengan electronic book, popular dengan sebutan ebook. Jika buku konfensional berupa lembaran-lembaran kertas, yang berisikan tulisan atau gambar, maka dalam ebook tulisan atau gambar sudah diubah dalam informasi digital.  Lembaran-lembaran halaman kertas dalam buku konvensional telah dipindahkan dalam perangkat elektronik. Untuk membacanya dibutuhkan alat bantu berupa ebook reader, atau perangkat computer.

       Hadirnya teknologi komputer tablet menjadi salah satu jawaban terhadap kebutuhan membaca buku elektronik. ebook  menjadi kian popular dengan berbagai keuntungan yang dapat dirasakan. Dengan ebook memungkinkan dengan cepat untuk menemukan kata-kata tertentu. Karena tersimpan dalam bentuk digital maka puluhan ribu halaman buku dapat kita bawa kemana-mana tanpa terbebani bobot yang berarti. Melalui format digital persebaran buku juga semakin meluas.  Dengan mudah kita dapat memnemukan buku-buku terutama buku import melalui internet baik yang memang resmi secara gratis, resmi, maupun yang berbayar.

            Beberapa kemudahan yang dapat diperoleh dengan membaca buku elektronik menarik minat saya menggunakan perangkat komputer tablet untuk membaca ebook.  Namun terasa ada sensasi yang hilang jika dibandingkan dengan membaca buku konvensional. Dengan ebook reader sensasi membalik halaman demi halaman buku, mengamati bagian depan, belakang, atau sekadar  memegangnya tidak dapat lagi dilakukan. Roh sebuah buku terasa hilang karena tampilan bobot, ketebalan halaman dan  kertas menjadi sama pada setiap buku, digantikan oleh perangkat yang digunakan. Akankah hadirnya ebook menimbulkan revolusi sosial bagi peradaban manusia??? Biar waktu yang menjawabnya. [GG]