Kamis, 26 April 2012

SrawungSeniSegaraGunung

Selembar leaflet tertempel di papan pengumuman kampus membuat ku tergerak untuk mendektinya dan membaca isinya. Rupanya sebuah pengumuman tentang perhelatan bertajuk Srawung Seni Segara gunung. yang diadakan di seputaran Ccandi borobudur. Srawung Seni Segara Gunung, Sebuah event kesenian yang yang digagas untuk menafsirkan kembali relasi antara seni dan ketuhanan, seni dan arkeologi, seni dan mitos. Perhelatan berkesenian yang digelar di situs-situs jejak kejayaan masa lalu. 
Kebetulan sore itu bisa pulang lebih awal. kemudian aku ajak Nira untuk pergi ke Borobudur. Nira begitu antusias, dan selepas maghrib kami meluncur dari magelang ke Borobudur.


Ketika saya tiba di lokasi pentas, suasana masih sepi. orang-orang yang berada di tempat itu baru para panitia yang sedang mempersiapkan acara. tampak balai-balai bambu disediakan untuk tempat duduk, namun saya dan nira memilih duduk nglemprak di rerumputan tepat berada di depan panggung. 
kira-kira jam 20.00 seorang laki-laki memberikan sambutan dan diskripsi tentang acara itu.  Acarapun dimulai dan pentas malam itu antara lain: 


Kesenian dari anggota Lembaga Pendidikan Seni Nusantara“Dewi Ruci” Rusini Sidi (Solo, Jawa Tengah);
Diane Butler (USA / Bali);Waluyo S Sukarno (Solo)Misbach Daeng Bilok – musik improvisasi (Selayar, Sulawesi Selatan)Rianto / Dewandaru Dance Company – tari kontemporer (Solo, Jawa Tengah)Kesenian dari Komunitas PapuaTuju Taksu Mask Dance Theater (USA) kolaborasi seniman kawasan BorobudurInes Somellera (Empu Sendok Arts Station – Mexico/Jakarta) dan SupraptoSuryodarmo (Padepokan Lemah Putih, Solo) kolaborasi bersama denganKelompok Hinaq Denga’n (Kutai, Kalimantan)Nurlina Syahrir (Makassar,Sulawesi Selatan);


Berikut foto-fotonya:
























Suryodarmo (Padepokan Lemah Putih, Solo) kolaborasi bersama dengan Kelompok Hinaq Denga’n (Kutai, Kalimantan)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar