Suara menderu melintas di jalan
sebelah rumah pagi itu. Tak seberapa lama suara itu menuju ke halaman depan
rumah orang tuaku dan berhenti di sana. Saya kemudian melongok keluar untuk
memastikan apa gerangan suara menderu di depan rumah. Haa…..ternyata di bawah pohon sawo sudah ada
seorang lelaki dengan mesin penggiling padi keliling yang menawarkan untuk
menggiling padi musim panen ini.
Mesin penggiling padi keliling kini sudah
banyak dijumpai di pedesaan terutama di wilayah –wilayah sentra penghasil padi.
Seperti Klaten, Sukoharjo, Bantul, dan Kulon progo. Mesin penggilingan padi
merupakan salah satu teknologi yang mendukung program revolusi hijau sebagai bentuk
mekanisasi pertanian. Kehadiranya turut berperan dalam merubah kehidupan petani
khususnya penghasil padi. Sebelum mesin penggiling padi lazim digunakan, padi
dibersihkan dengan menggunakan lesung dan alu. Pekerjaannya ini umumnya
dikerjakan oleh para perempuan baik secara perorangan maupun beramai-ramai. Suara
alu dan lesung yang beradu turut memecah keheningan suasana desa. dengan tekun
dan sabar, mbok tani menumbuk padi dengan ritme dan tekanan tertentu agar bulir
padi tidak habis. Kayu yang digunakan untuk lau juga bukan kayu sembarangan,
biasanya dipilih kayu melanding/lamtoro. Kayu tersebut memiliki sifat ringan,
namun keras dan kuat serta tidak membuat telapak tangan terasa panas. Beberapa
kali ditampi, untuk memisahkan bulir beras dengan kulitnya. Dari kerja itu akan mendapat butiran padi yang
putih, serta kulit padi halus yang disebut bekatul. Bekatul itu akan diproses
menjadi makanan tambahan yang legit dan kaya karbohidrat dan vitamin B sebagai
teman minum teh/kopi untuk sarapan.
Kehadiran
mesin penggiling padi telah menggusur aktivitas perempuan menunpuk padi. Saat
ini nyaris tidak ada lagi orang yang menumbuk padi. Proses merubah sekarung
padi menjadi beras menjadi lebih singkat karena hanya berlangsung dalam beberapa
menit saja. Pada awalnya petani yang harus membawa gabah keringnya ke tempat
penggilingan padi untuk diproses menjadi beras. Namun kini terjadi sebaliknya.
Adanya penggilingan keliling menjadikan petani tidak perlu lagi membawa ke
penggilingan tetapi mesin penggilingnya yang mendatangi rumah-rumah petani. artinya
petani semakin efisien dalam bekerja. Paling tidak dari sisi alokasi
waktu. waktu yang semula digunakan untuk
menumbuk padi, atau mengantri di penggilingan padi menjadi pendek, karena
mereka dapat dilayani secara langsung dengan menggunakan mesin penggiling padi
keliling. Namun pertanyaanya apa implikasi dari efisensi waktu tersebut
terhadap Kehidupan petani?. apakah petani menjadi meningkat kualitas hidupnya
dan produktifitasnya? Saya rasa tidaklah demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar