Minggu, 30 Oktober 2011

Candi Abang, Gua Sentono, Gua Jepang

Sudah hampir dua bulan ini dengkul tidak diajak olah raga. Maklum situasi tidak memungkinkan karena ketidakjelasan domisili. Akhirnya pagi ini kesampaian juga ngobel bareng Blackko sepeda kesayanganku. Nama itu kuberikan karena warnanya BLACK dan pakai ban KOJAK. Niat untuk ngobel bersama Blakko memang sudah ada sejak beberapa hari sebelumnya. Tujuannya adalah Candi Abang. Kebetulan sedang pada ngadain inisiasi di tempat itu. Pagi rasanya malas bangun, karena aku baru tidur jam dua.sebetulnya jam lima pagi aku sudah bangun, namun rasanya masih berat untuk beranjak, padahal rencananya aku berangkat sepagi mungkin supaya tidak terlalu panas. Akhirnya aku baru bangun jam tujuh, dan setelah urusan beres-beres bisa beres akhirnya aku berangkat jam delapan.


Sengatan cahaya matahari belum terasa panas, dan jalan juga sudah agak sepi karena anak sekolah dan para pegawai sudah pada berangkat. Blackko kugoes perlahan dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam saja. Hari ini males ngebut padahal jalan agak menurun. Badan perlu penyesuaian dulu karena lama tidak nggowes. Akupun mengikuti jalan utama saja, walaupun sebetulnya saya sudah cek beberapa jalur lewat google map. Rasanya nggak PD, takut dengkulnya protes.

Medekati tempat yang dituju ternyata untuk menjangkau Candi Abang harus melewati jalan berbatu, walaupun jalan masuk perkampungannya sudah dicor dengan semen. Ban sepedaku yang type sleek untuk jalan aspal jelas tidak memungkinkan melibasnya. Karena takut kempes kena batu akhirnya ku tuntun saja. Pohon-pohon tampak mulai bersemi setelah meranggas dibakar panas.

Jalan kampung menuju Candi Abang. Ban type sleek jelas kesulitan menembusnya
Akhirnya sampailah di Candi Abang dengan mengikuti petunjuk seorang laki-laki yang sedang memotong kayu. Walapun disebut Candi tetapi candnya tidak tampak sama sekali. Yang ada hanyalah gundukan bukit kecil. Dibeberapa tempat tampak susunan batu bata yang tertimbun tanah. Memang Candi Abang adalah candi yang terbuat dari batu bata merah dan masih tertimbun tanah. Arealnya kira-kira setengah lapangan sepak bola saja.

The Hidden Temple
Candi Abang dari balik pepohonan

Abandoned Yoni
Blackko di Candi Abang
Susunan batu candi yang tersembunyi
Setelah menyapa teman-teman yang sedang inisiasi, keringat sudah kering, dan dengkul siap ngobel lagi. Aku meninggalkan Candia bang. Aku turun menuju ke gua yang sempat saya lihat sebelumnya belok ke jalan kampusng menuju Candi Abang. Semula saya mengira goa itu adalah goa Jepang, tetapi setelah sampai di lokasi ternyata bukan. Dan tempat itu adalah goa Sentono. Sebetulnya bentuknya bukanlah goa tetapi hanya ceruk kecil di bagian lereng tanah padas. Di bagian dindingnya terdapat relief dan salah satu ruangnya terdapat Yoni. Dari kejauhan malah tampak seperti kepala singa yang sedang mengaum membuka mulut.
Pahatan-pahatan di dinding gua

Pahatan-pahatan di dinding gua

situs dan alat kebersihan

Laksana kepala singan yang menganga

Tujuan selanjutnya adalah gua Jepang. Seorang laki-laki di warung dekat Gua sentono memberi informasi kalau lebih enak lewat jalan sebelak timur. Akhirnya saya ikuti saja petunjuknya dan memang tidak bikin dengkul gemetar karena jalan cukup rata, walaupun cuma jalan tanah dan sedikit berbatu. Gua Jepang berada di dekat dengan pemukiman, dan bersekatan dengan beberapa rumah warga. Mungkin lebih asyik kalau tempat ini dijadikan taman bermain warga di sekitarnya sehingga menjadi situs yang hidup. (eh tapi melanggar aturan tentang benda cagar budaya apa nggak ya?)


Gua Jepang

Salah satu lorong gua













Blackko nampang lagi
Plang penunjuk arah

Setelah motret beberap frame dan tak lupa narsis akhirnya aku pulang. Aku memutuskan untuk mengikuti rute saat berangkat. Panas sudah mulai terasa, dan sampai rumah lagi jam dua belas. Pas puncak-puncaknya panas. Lumayan capek juga. Semoga menjadi kembali fresh karena adanya aliran oksigen yang lancar ke dengkul….[gg]




1 komentar:

  1. Saya ingin berbagi article tentang Kuil Todaiji di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/05/nara-di-kuil-todai-ji.html
    Lihat juga video di youtube https://youtu.be/2i-MwzfWvs4

    BalasHapus