Kamis, 20 Oktober 2011

Mesin penyedot uang itu bernama Artos

Selain undangan dilarang masuk
Ada yang baru di Magelang  pada minggu pertama Oktober 2011 ini.  Artos (Armada Town Square) sebuah pusat perbelanjaan baru hadir di kota ini. Pagi itu sengaja saya meluangkan waktu untuk melihat bagaimana pembukaan mall itu berlangsung. Ketika saya datang, acara sudah berlangsung. Tampak beberapa orang yang berdiri di luar mall. Kebanyakan dari mereka adalah sopir-sopir yang menunggu tuannya  yang sedang mengikuti acara pembukaan di dalam. Pintu utama terbuka lebar, dengan dijaga oleh keamanan dan pegawai mall menjadikan tidak semua orang yang leluasa keluar masuk, kecuali para undangan. Dengan kaos oblong dan celana pendek jelas saya juga tidak bisa masuk menyaksikan acara itu. Dan memang bukan target saya untuk bisa ikut acara pembukaan. Saya memilih untuk berkeliling dan melihat-lihat kondisi di luar mall saja. 

Polisi, satpol PP dan satpam tampak berkeliaran di luar gadung. Sopir-sopir pribadi tampak berteduh menghindari sinar matahari yang cukup terasa panas di pagi itu. Diantara mereka tampak saling ngobrol satu dengan yang lain.  Karangan bunga ucapan selamat diletakkan mengelilingi halaman mall hingga penuh.  Semakin siang tampak pengunjung mulai berdatangan. Ada yang langsung menuju pintu utama, namun tentu saja segera dihalangi oleh petugas. Akhirnya mereka terpaksa harus menyingkir dari tempat itu. Acara pembukaan terus berlangsung hingga puncaknya ditandai dengan pelepasan balon oleh istri Gubernur. Dalam hati saya sempat bertanya-tanya, kenapa ya untuk membuka sebuah pusat perbelanjaan musti istri gubernur yang membukanya? Kalau memang mebutuhkan kehadiran pejabat, kenapa kok istrinya? Bukan gubernurnya langsung? Apakah ini ada kaitannya dengan stereotype bahwa perempuan itu suka belanja, jadi harus dibuka oleh perempuan juga.
Stereotype bahwa perembuan itu suka belanja

Seusai pelepasan balon para undangan sudah tampak berhamburan, ada yang kemudian pergi meninggalkan mall, ada juga yang masih keluar masuk tidak jelas apa yang dikerjakan. Beberapa saat terlihat pengunjung umum bergerak ke sisi utara gedung. Rupanya mereka menuju ke pintu samping  untuk masuk ke mall. Dari quick count yang saya lakukan memang tampak jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Mereka datang dengan berombongan, dan hampir tidak ada yang sendirian. Ada juga rombongan anak-anak perempuan yang masih mengenakan seragam sekolah. (saya tidak berhasil mengenali asal sekolahnya)
Menatap brosus untuk berandai-andai



Setelah berkeliling diluar mall akhirnya saya tertarik juga masuk. Dengan mengikuti arus pengunjung melalui pintu samping, akhirnya masuk. Memang terasa bahwa pembukan mall ini setengah dipaksakan. Beberapa pekerja bangunan tampak masih mengerjakan beberapa bagian mall. Gerai di bagian lantai atas juga belum dibuka. hanya di lantai dasar saja yang tampak sudah siap. Carrefour dan Matahari tampak ramai dikunjungi. 

Sesaji di sudut gerai
Adakah beda dengan kota lain
Menyusuri beberapa bagian di dalam mall menjadikan saya seolah dilemparkan oleh mesin waktu ke tempat antah berantah.  Tidak lagi teringat bahwa saya berada di kota kecil bernama magelang. Suasana di dalam mall membawa kesan seragam dengan mall-mall di kota lain. Tiba-tiba merasa berada di Amplas Jogja, Blok M Jakarta, KLCC Malaysia bahkan pusat perbelanjaan di Rotterdam.   Orang berlalu lalang, etalse yang memajang berbagai barang yang menggoda hasrat untuk mebeli dan mungkin rasa sebel karena kantong tak lagi ada isi untuk dapat memiliki. Kehadiran Artos di Magelang rasanya terlalu berlebihan. Dalam hati saya berfikir apa ya akan ada pembelinya. Memang kota Megelang ini cukup banyak orang kaya. Keberadaan pengusaha dari Temanggung dan Wonosobo yang terkenal sebagai pengusaha tembakau mungkin menjadi sasaran konsumen terbesarnya. juga para taruna yang sedang menempuh pendidikan militernya. Padahal selama ini beberapa supermarket dan pusat belanja yang ada hanya ramai pada waktu-waktu tertentu saja. Akan seperti apa nasib mall baru ini?  akankah menjadi mesin penyedot uang di Magelang, atau akan kolaps kerena tak adalagi uang yang bisa disedot. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi? [gg]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar